Wednesday, September 11, 2013

i'm so fed up. *snicker*
iya, nggak pantes. seberapa pun nggak sukanya aku menyalahkan diri sendiri, ada saatnya ketika aku tau persis emang aku yang salah. aku akan tetap mencari alasan. aku akan mencari cara supaya bukan aku yang salah, tapi keadaan.
tapi, apa iya?
kadang-kadang aku berpikir apa yang akan dilakukan orang lain kalau mereka berjalan dengan sepatuku. nggak muat. yes, i have small feet, tapi bukan itu juga maksudnya.
aku tau mereka akan melakukan hal yang berbeda. hal yang mungkin jauh lebih keren. ya, kaki mereka nggak akan muat di sepatuku, dan karenanya mereka akan memakai sepatu yang lebih besar.
aku mulai nonton 'to aru kagaku no railgun'. dan anime itu juga yang mengatakan padaku kalau sepatu yang kita pakai akan seukuran dengan kaki kita. membeli sepatu yang ukurannya lebih panjang juga tidak akan membuat kaki kita semakin panjang.
okay, to hell with the feet.
tokoh utama anime itu adalah misaka mikoto. anak kelas 2 smp yang masih childish. tapi justru itu yang membuat dia manis. despite dia adalah mahluk keren yang terkenal, dia tidak menganggap dirinya lebih dari orang lain.
kenapa?
karena dia tau dia terlahir sama dengan orang lain. usahanya yang membuat dia kuat. apa yang dia dapat buikan apa yang turun dari langit. karena itu dia membenci orang yang mudah putus asa.
bayangkan kalau dia ada di depanku sekarang. mungkin aku sudah mati olehnya. 'cause sometimes i'm just a pathetic quitter.
dia menyayangi teman-temannya.
dan dia juga naif. (tidak mengalahkan tamaki nya ouran tapi tetap saja naif)
misaka adalah tipikal karakter anime yang tidak akan disukai karena fanservice. karena apa yang membuatnya keren adalah karakternya.
aku tidak menceritakan cerita anime nya? ahh, itu hanya akan menjuadi spoiler. lagipula aku tidak pintar retelling stories tanpa membuatnya menjadi lima puluh kali lebih membingungkan dari yang sebenarnya.
jadi intinya, aku nonton 'to aru kagaku no railgun' dan sekarang jadi iri setengah mati sama misaka. bukan gegara dia bisa nyetrum orang sampe mati, tapi karena dia bisa berjuang melawan keterbatasannya. dia bisa melampaui batas yang kadang dilewati orang yang sedang berusaha. dan dia tidak menyerah. meski dia tidak tau dia akan menang atau kalah, dia tidak mundur dari medan perang.
dia berpikir dengan cara yang sederhana dan karena itulah dia lebih mudah untuk bahagia.
well, may i not become numb before it's all over. learning to love is not easy. learning to love myself is not rainbows and butterflies.
sometimes i hate the world that i born in. but then, it's me making my life more miserable everyday. me and all my lame choices.

No comments:

Post a Comment

reader yg baik selalu komen apa yg uda di read...