Semua orang itu baik.
Yeah, bukankah itu dasar dari semua orang. Karena tidak ada orang yang terlahir jahat. Sebagaimana tidak ada bayi yang terlahir berdosa. Dan kata-kata itu yang selalu kucoba untuk tera[kan dalam hidupku. Semua orang itu baik.
That's just before some certain person broke it. Aku akan selalu menganggap seseorang itu baik. Ketika dia melakukan hal yang tidak sepantasnya padaku, aku akan membiarkannya. Itu hanyalah kekurangan sementara. Yeah, tapi tentu ada sejenis kesalahan yang tetap tidak bisa kutolerir. I don't like being ignored.
Tapi tentu saja bukan tentang ignored thing yang kupikirkan tentang this certain person. Semua orang itu baik, sampai ada yang mengatakan hal buruk tentangnya dan aku menyadari kalau keburukan itu benar adanya. Semuanya takkan pernah lagi sama. Mungkin ada kalanya aku akan tetap terlihat bahagia bersama orang itu, tapi setengah dari diriku akan mengutuk diriku sendiri karena tidak mampu melindungi diri. Aku tau aku pernah disakiti dan kadang aku bertingkah seolah aku menginginkan luka itu lagi. Aku bodoh? Memang.
Aku tipikal orang yang bisa belajar dari pengalaman orang lain. Dan itulah yang membuatku semakin takut menjalin ikatan apapun. Karena ketika orang lain melakukan itu, ikatan itu begitu rapuh. Membuatmu hilang ketika ikatannya hilang. Dan aku terlalu pengecut untuk mengambil resiko sebesar itu. Orang-orang akan menangis karena kehilangan ikatannya dan aku akan menertawakan mereka dan mengatakan betapa bodohnya mereka. Yang mereka tidak tau adalah, dalam hati aku mengagumi keberanian mereka mengambil resiko untuk remuk ketika mereka membanti diri mereka sendiri.
Ini cerita di kosan SMA. Masih tentang semua orang itu baik sampai aku tau belangnya. Orang ini (sebut saja A) adalah orang yang baik di mataku. Tentu saja dia baik, dia begitu polos dan ceria. Apanya yang bisa jahat darinya? Hingga penghuni kosan yang lain mulai mengatakan hal buruk di belakangnya. Dia menjadi buruk di mataku. Sedikit saja dia melakukan kesalahan dan aku akan meledak. Dan aku hanya tidak bisa menahan diriku untuk tidak melakukannya. Itu reflex kalau aku tidak lagi berbicara padanya ketika dia mengabaikan apa yang sudah kulakukan untuknya. Bukan hal yang sulit—bahkan bisa dibilang sangat sepele. Tapi itulah aku. Ketika aku sudah menganggap seseorang tidak baik—atau berhenti menganggapnya baik—maka begitulah. Sedikit saja dia berbuat salah dan bang! i'll just explode. or being quiet in most of the case. she's just going to be invisible. not to mention i'm laughing my ass off when she's crying behind me. cruel me? at least i didn't kill her. it's just cynical i think. toh semua orang bilang she sinis. but she, inilah sinis.
and the true curhat nya adalah apa yang terjadi di kosan she beberapa hari yang lalu. there is this certain girl (secara she ngekos di kosan cewek). pada awalnya tentu saja she berpikir dia adalah orang baik. hell, semua orang emang baik, kalo ada yang mau tau.
she sih udah ngerasa agak muak sama dia yang gak mau tau tentang orang lain. she sendiri ignorant, tapi dia keterlaluan. mungkin she gak akan peduli ma orang asal orang itu gak menginginkan kehancuran she. tapi ada hal lain dari orang ini. senggaknya she selalu berusaha berubah kalo she tau she salah. temen-temen she pada ngomongin dia di belakang. quite like she, maksudnya sifatnya. and since then, she tried to change a bit. but her? not at all.
she ngerasa she orang yang baik sama dia sampe temen-temen she selalu nyorakin she tiap kali she abis ngomong sama dia. apakah she salah kalo she mencoba keeping good term lah ma dia? trying to be a good friend gitu. di saat yang lain nyindir dia keras-keras, yang dia tetep gak ngerasa, she tetep buat coba baik sama dia. tapi apa balesannya?
cukup sehari aja she gak sengaja gak bicara sama dia, sumpah ini gak sengaja--dan bikin she nyesel kenapa gak disengajain aja sekalian. dia jadi pundung, trus bilang sama temen-temen she kalo she diemin dia. dan sumpah itu gak sengaja. rasanya sakit. when you try so hard to be a good girl and.. she's just.. not worth it.
and then come a time ketika semua dari kita udah muak. kayaknya lebih ke kasian karena waktu tau fakta itu she langsung down. ya iyalah. gimana coba rasanya, di saat semua orang jauhin dia, she coba buat tetep biasa aja, dan dia malah bilang she jahat ma dia? it hurts like hell. dan emang kayaknya anak-anak pada muak.
kita semua ngomong, bilang apa aja salahnya dia. gak semuanya dink. cuma yang emang bikin she jadi gak jelas gitu bentuknya. dan dia bahkan bilang dia gak sadar akan semua kesalahannya. HELL!! gue emosi! untung aja gue nggak meledak waktu itu! oke, languange. yeah, mungkin sebenernya dia gak salah-salah banget. dia mungkin cuma gak bisa hidup dengan baik bersama orang yang kurang menguntungkan buat dia. yeah itulah dia. orang yang selalu bisa take advantage dari orang lain. sampe ada temen she yang bilang, 'lebih baik jadi ditakutin daripada harus dirugiin'.
eh, jadi kepikiran, since dia belum tentu baca, gimana kalo point out mistakes? semoga aja kalo baca dia ngerti trus berubah. gak berani jamin juga sih. mungkin aja kalo baca dia justru jadi makin kecewa ma she trus gak mau ngomong lagi sama she. who cares kali ini? she udah berpikir dia bakal berubah nyatanya waktu she balik ke kosan setelah seminggu pulang kampung dia masih sama aja. gak peduli kepentingan orang lain.
gini,
she, janii, ma mbak santi (anak kosan) adalah tipikal manusia yang bakal nyuci di akhir minggu dengan cucian segunung. kalo yang laen biasanya nyicil di hari biasa. semua penghuni kosan tau itu. ada kalanya kita udah bikin antrian nyuci beserta kuota hanger yang bakal dipake (kita kan sosial, hanger dipake bareng-bareng). tiba-tiba dia nyuci dong dengan santainya. waktu she nanya mau di jemur di mana, dia bilang, 'aku kan punya hanger sendiri'. untung waktu itu she gak bawa gelas. bisa pecah tu gelas. pernah temen she bilang, 'ironis, ya, she yang punya hanger paling banya di kosan, justru gak bisa nyuci gara-gara kehabisan hanger'. yeah, she yang ignorant aja bisa untuk mencoba berbagi dengan orang lain. eh, kok paragrafnya jadi panjang, ya?
adalah wajar kalau ada kalanya nitip temen buat beliin makan. tapi kalo terlalu sering nyakitin juga kan?? itulah yang dia lakukan. dan part paling buruknya, dia itu gak mau disusahin. jadi kalo dia mau beli makan buat dia sendiri, ya udah dia pergi aja. no talk. jadi, ya, gak ada yang bisa nitip sama dia. nice, kan?
yang bikin she sebel belakangan, pas dia balik ke kosan entah apa kepentingannya padahal kosan lagi di renov. i can stand still. dia gak ngomong apa-apa. hell, kalo emang mau jadi invisible, gak usah balik aja sekalian. not that i wanna care sih, tapi sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial (she gak bilang normal karena normal itu relatif) mau gak mau she peduli. se ignorant-ignorant nya she, she gak bisa gitu aja... argh, terserah lah. mungkin sebaiknya she beneran berhenti peduli. biar dia hidup sama dunianya sendiri. toh, she masih punya banyak orang.
sorry kalo bacaan ini gak mutu. but it's me. = ^.^ =
sign,
shepalonewalker.